Spirit of Life

Tuesday, April 24, 2007

Ember VS Pipa


Alkisah ada dua orang bersaudara bernama Pablo dan Bruno. Mereka berdua bekerja sebagai pembawa ember, mengangkut air yang dibutuhkan desa tempat tinggal mereka dengan imbalan sekian rupiah per ember.

Mereka bekerja keras, dari pagi hingga petang, untuk mewujudkan impian mereka. Si Bruno berpikir keras, bagaimana agar pendapatannya bisa bertambah? Maka ia punya ide untuk memperbesar embernya agar lebih banyak menampung air, dan juga menambah waktu kerjanya, sehingga ia dapat mendapat lebih banyak penghasilan.

Sementara Pablo bekerja, ia juga berpikir bagaimana jika dapat mengerjakan tugas tersebut dengan lebih efisien. Ia mendapat ide untuk membangun saluran pipa yang dapat mengalirkan air dari sumbernya ke desa.

Ketika ide tersebut dikemukakan kepada Bruno, Saudaranya itu tidak tertarik, bahkan mentertawakan ide Pablo. Namun, Pablo sangat yakin akan impiannya, sehingga ia akhirnya memutuskan untuk mengerjakan proyek tersebut sendirian.Dia tidak perduli dengan cemoohan dan hinaan orang yang menganggap dia punyaide gila. Sementara itu, Bruno hidup dengan nyaman bahkan cenderung mewah karena pekerjaan membawa ember ternyata memberikan penghasilan yang memadai. Bruno dapat membeli rumah, kendaraan, dan keperluan lainnya, serta tak ketinggalan juga mentraktir teman-teman minum di kedai kopi.

Pekerjaan Pablo memang berat karena harus bekerja ekstra, sambil membangun saluran pipa, ia masih harus bekerja di siang hari untuk menghidupi keluarganya. Dari hari menjadi minggu, dari minggu menjadi bulan bahkan akhirnya hitungan tahun Pablo bekerja siang malam tak kenal lelah.Mula-mula hanya beberapa meter, kemudian menjadi ratusan meter, hingga akhirnya puluhan kilometer saluran pipa berhasil menghubungkan sumber air ke desanya.
Ketika akhirnya pekerjaan itu rampung, seluruh desa menjadi senang karena mendapat pasokan air yang terus-menerus dari saluran pipa tersebut, tak peduli siang atau malam. Seluruh desa tak lagi kuatir pasokan terhenti ketika pembawa ember sedang sakit atau berlibur.
Pablo pun mendapat penghargaan atas jasanya, serta tak ketinggalan penghasilan yang berlimpah. Sekarang Pablo tak perlu lagi mengangkut air dengan menggunakan ember. Air terus mengalir bahkan saat ia tidur, makan,ataupun berlibur,yang berarti penghasilan diapun terus mengalir seiring aliranair melalui saluran pipa buatannya.

Sementara itu, kondisi Bruno semakin memprihatinkan karena tenaganya semakin berkurangdimakan waktu dan punggungnya semakin bongkok menopang beban. Dia sudah tidak sekuatdulu lagi, karena semakin tua. Dari hari ke hari air yang dia bawa semakin sedikit danakhirnya ia sama sekali tidak mampu untuk mengangkut air lagi, sehingga penghasilannyapun terhenti.

Cerita di atas, menggambarkan kehidupan kita. Pekerjaan mereka melambangkan kebanyakanorang dalam mendapatkan penghasilan. Untuk mendapatkan penghasilan Bruno semakin bekerja keras dengan memperbesar ember danmenambah frekuensi kerjanya. Semua waktunya dia barter dengan kerja untuk mendapatkan uang.Tapi waktu kita terbatas, dan lebih sulit lagi kalau kita sudah tidak bisa membarter waktukita karena alasan tertentu, seperti faktor kesehatan atau usia.

Sementara Pablo secara bijaksana tidak menghabiskan seluruh waktunya untuk penghasilan yang terbatas.Sebagian waktunya ia gunakan untuk membangun saluran pipa. Setelah kerja kerasnya selesai, ia mendapatpenghasilan yang terus mengalir.

Kita tidak harus mendapatkan penghasilan dengan membarter seluruh waktu kita dengan bekerja.Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setuju dengan Pablo?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home